GET TO KNOW ABOUT TEORI MOTIVASI MASLOW
Hai hai, beberapa dari kita pasti udah tau dong apa itu motivasi..
Jadi, motivasi merupakan dorongan yang memberikan arah serta tujuan pada perilaku individu baik secara sadar maupun tidak sadar.
Nah..Maslow sendiri memiliki beberapa asumsi dasar terkait motivasi. Maslow juga menjelaskan bahwa motivasi individu didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang berbentu hirarki.
Yuk simak penjelasan di atas untuk mengetahui lebih lanjut terkait hal tersebut...
Maslow Theory of Motivation
Apa Itu Motivasi?
Motivasi merupakan dorongan yang memberikan arah serta tujuan pada perilaku individu baik secara sadar maupun tidak sadar (APA, 2015). Motivasi berkaitan dengan keinginan individu untuk memperoleh atau mencapai suatu tujuan (Spector, 2012).
Asumsi Dasar Maslow Terkait Motivasi
- Individu termotivasi atas keseluruhan dari dirinya bukan hanya satu bagian atau fungsi.
- Tingkah laku individu dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah.
- Individu berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan. Misalnya, ketika satu kebutuhan telah terpenuhi biasanya kekuatan untuk memotivasinya akan berkurang dan digantikan oleh kebutuhan lain.
- Setiap orang dengan latar belakang berbeda sekalipun, akan termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama.
- Kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hirarki.
Hirarki Kebutuhan Maslow
Hirarki kebutuhan menurut Maslow berpandangan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi, atau paling tidak cukup terpenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi individu. Umumnya terdapat 5 tingkatan hirarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhkan mendasar dari setiap manusia, seperti kebutuhan akan makanan, air, oksigen, dan lain sebagainya. Individu yang terus menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan dan akan sulit untuk termotivasi dalam mencari teman atau memperoleh penghargaan diri. Kebutuhan fisiologis memiliki karakteristik yang berbeda dengan kebutuhan lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi bahkan selalu terpenuhi dan juga dapat muncul kembali (recurring nature).
2. Kebutuhan akan Rasa Aman
Individu yang telah memenuhi kebutuhan fisiologisnya, akan menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan rasa aman yang meliputi keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari hal-hal yang mengancam. Selain itu, kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga menjadi bagian dari kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Individu yang telah memenuhi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman, akan menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan, kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain itu, kebutuhan ini juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain, serta kebutuhan untuk memberi juga menerima cinta.
4. Kebutuhan akan Penghargaan
Individu yang telah memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, maka akan menjadi lebih bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan yang mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang dihargai tinggi oleh orang lain.
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Ketika individu telah memenuhi kebutuhan-kebutuhan sebelumnya seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan keberadaan, serta kebutuhan akan penghargaan, maka individu akan termotivasi untuk kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, menyadari akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin. Individu yang mengaktualisasikan diri dapat mempertahankan penghargaan diri mereka.
Source
American Psychological Association. (2015). APA dictionary of psychology.
Feist, J., Feist, j. G., & Roberts, T. (2017). Theories of personality (8th ed.). Mc Graw Hill.
Spector, P. E. (2012). Industrial and organizational psychology (6th ed.). Wiley.