Himpunan Mahasiswa Psikologi FK Unhas
Dvisi Penelitian dan Pengembangan Periode 2017/2018
Perbedaan Manusia, Perbedaan
Persepsi
Pada berbagai kondisi, kita sering kali mendapati
perbedaan pendapat dengan orang lain mengenai suatu hal. Misalnya perbedaan
pendapat mengenai makanan. Ada yang mengatakan makanan A lebih enak daripada
makanan B, bahkan ada yang mengatakan sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena
adanya perbedaan persepsi terhadap kedua makanan tersebut. Jadi, apa yang
dimaksud dengan persepsi?
Persepsi merupakan proses, produk, atau tindakan yang
menghasilkan pandangan yang selaras dari stimulus atau informasi yang
didapatkan dari lingkungan dan mampu menghasilkan reaksi atau tindakan yang
berbeda-beda dari setiap orang (Matsumoto,
2009). Singkatnya, persepsi merupakan pandangan terhadap stimulus dari
lingkungan dan mampu memengaruhi tingkah laku seseorang yang melakukan
persepsi. Persepsi juga dikenal dengan proses interpretasi dari informasi yang
didapatkan (Kalat, 2014). Jadi, perbedaan
perilaku atau respon seseorang terhadap suatu stimulus merupakan suatu hal yang
sangat wajar karena orang tersebut memiliki persepsi yang berbeda dengan orang
lain. Jika persepsi adalah apa yang dijelaskan sebelumnya, lalu sebenarnya apa
yang mempengaruhi perbedaan persepsi tersebut?
Nah, untuk mengetahui bagaimana perbedaan persepsi terjadi,
kita perlu mengetahui proses terjadinya sebuah persepsi. Persepsi dapat terjadi
melalui dua proses yang disebut dengan proses bottom-up dan top-down (Goldstein, 2011). Proses bottom-up merupakan sebuah proses dimana stimulus dari lingkungan
ditangkap oleh panca indra atau reseptor sensasi. Stimulus ini kemudian yang
akan digunakan untuk diolah menjadi persepsi. Singkatnya, bottom-up merupakan proses pengambilan informasi dari lingkungan. Sedangkan proses top-down merupakan proses yang melibatkan pengetahuan atau informasi
yang telah ada di memori dalam mengolah informasi yang diperoleh dari
lingkungan untuk menghasilkan
persepsi. Informasi yang dimiliki seseorang dalam proses top-down dapat berupa pengetahuan atau pengalaman. Jadi, perbedaan
yang terjadi pada persepsi dikarenakan informasi dan pengetahuan yang digunakan
untuk mengolah stimulus dari lingkungan.
Mari kita kembali mengambil contoh mengenai makanan.
Misalnya seorang anak menolak untuk makan makanan yang pedas karena Ia pernah
diare dan masuk rumah sakit disebabkan terlalu banyak makan pedas. Makanan
tersebut adalah stimulus yang didapatkan dari lingkungan (proses bottom-up). Pengalaman anak tersebut yang pernah diare dan masuk rumah sakit
karena terlalu banyak makan pedas merupakan informasi yang akan digunakan dalam
melakukan persepsi (proses top-down). Sehingga ia mempersepsikan hal yang
tidak menyenangkan mengenai makanan pedas dan menghasilkan tindakan berupa
penolakan terhadap makanan tersebut.
Perbedaan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki individu juga akan menimbulkan
perbedaan seseorang dalam melakukan persepsi. Dari penjelasan mengenai proses
persepsi dalam artikel ini, diharapkan kita dapat lebih memahami bahwa
perbedaan pendapat dan cara seseorang memandang sesuatu akan selalu ada. Hal ini bergantung pada dari sudut pandang mana kita
mempersepsikan sesuatu. Selain itu, pemahaman tersebut juga diharapkan dapat membantu
kita untuk tidak memaksakan kehendak dan pendapat kepada orang lain yang
memiliki pandangan yang berbeda dengan kita.
Sehingga akan meningkatkan skill kepelbagaian
yang kita miliki.
Daftar Pustaka
Goldstein, EB. (2011). Cognitive Psychology: Connecting Mind,
Research, and Everyday Experience, Third Edition. USA: Wadsworth, Cengage
Learning.
Kalat, JW. (2014). Introduction to Psychology, Tenth Edition.
Wadswotrth. Canada: Cengage Learning
Matsumoto, D. (2009). The Cambrigde Dictionary of
Psychology. Cambridge: Cambridge University
Press.